Jumat, 25 Mei 2018

Tanya Jawab tentang Porsi dan Proporsi Percabangan Bonsai

 Edisi diskusi kelas malam yang diselenggarakan oleh Komunitas Belajar Bonsai Indonesia dengan Narasumber Utama Syamsul Muarief atau Mas Arief Wedang Uwuh Angkringan, telah menjawab seputar pertanyaan tentang porsi dan proporsi percabangan bonsai. 
     Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "porsi" berarti bagian sementara kata "proporsi" berarti perbandingan. Sehingga dapat diartikan bahwa porsi dan proporsi percabangan bonsai adalah cara menentukan bagian-bagian percabangan pada garis gerak dasar batang pohon dengan memperhatikan perbandingan jarak, panjang pendek, besar kecilnya ukuran, serta titik letak cabang yang sesuai.
   Pada ulasan tersebut, Syamsul Muarief menyajikan beberapa sampel gambar gerak dasar pohon yang tegak informal/ melengkung atau moyogi. Selanjutnya menghubungkan dengan teknik  materi porsi dan proporsi percabangan bonsai sebagai berikut:
                               Gambar 1

                               Gambar 2
                                 Gambar 3
      Dari materi bergambar yang disajikan  dalam diskusi kelas malam, terdapat beberapa pertanyaan tentang esensi porsi dan proporsi percabangan dari anggota KBBI antara lain:
Pertama:
Apakah pada gerak dasar pohon melengkung/ moyogi atau tegak informal, percabangan juga seirama bergaris melengkung?
Jawaban: Pada garis batang moyogi, sebagaimana terlihat pada gambar 1 percabangan mutlak seirama harus melengkung. Proses pembentukan garis batang dan cabang disebabkan karena faktor estetika alam, paparan sinar matahari, angin, air yang mendukung. Tidak elok jika menggabungkan berbagai macam garis. Oleh karena itu, harus seirama dan konsisten antara garis gerak batang dan percabangan.
Kedua:
Apakah penentuan titik, panjang pendek, besar dan jarak antar cabang ada standar bakunya?
Jawaban: Sebagaimana terlihat pada gambar 2, penentuan titik cabang pertama terletak di kiri karena gerak garis batang melengkung ke kanan tujuannya untuk keseimbangan. Letak cabang kedua dikiri saling berselang seling tidak sejajar dengan cabang pertama. Sementara cabang ketiga mutlak ditempatkan di belakang garis batang untuk mengisi kekosongan ruang.
Ukuran panjang pendek cabang harus proporsional dengan perbandingan 1/3 dari diameter pangkal cabang yang melekat pada batang. Ukuran besar cabang idealnya berurutan antara cabang 1, 2, 3 dan seterusnya, dimana cabang 1 ukurannya lebih besar.
Ukuran jarak antar cabang semakin ke atas semakin merapat. Hal tersebut karena makanan hasil fotosintesis berkumpul pada bagian puncak atau apec pohon.
Selanjutnya berdasarkan ulasan tambahan dari Fajar Sidiq, untuk membentuk proporsi ukuran percabangan maka digunakan teknik "los" dalam artian tidak melakukan wiring/pengawatan pada cabang yang ukurannya masih kecil.
Ketiga:
Bagaimana proporsi jumlah cabang,  anak cabang, ranting dan anak ranting?
Jawaban: berawal dari selektif pemilihan bahan yang recommended artinya bahan yang memiliki potensi percabangan,  anak cabang dan ranting yang cukup. Jumlah cabang, anak cabang, ranting, anak ranting pada sebuah bahan bonsai menunjukkan fase perjalanan hidupnya. Ada empat tahapan perjalanan hidup bonsai meliputi: tahap bayi meliputi akar dan batang, tahap anak meliputi akar, batang dan cabang, tahap remaja meliputi tahap akar, batang, cabang, anak cabang, dan ranting, terakhir tahap tua meliputi akar, batang, cabang, anak cabang, ranting, anak ranting dan beberapa bagian lainnya porsinya sudah lengkap dan proporsional.
Keempat:
Apakah ukuran proporsi cabang berdasarkan ukuran batang utamanya?
Jawaban: Ukuran proporsional berdasarkan perbandingan 1/3. Sebagai contoh jika ukuran batang sebesar paha maka ukuran cabang setidaknya sebesar lengan. Sebagai contoh ukuran porsi dan  proporsi cabang pada gambar asam manis/asam  Thailand berikut:
                             Gambar 4
Kelima:
Bagaimana menyiasati kekosongan cabang atau pertumbuhan cabang yang tidak semestinya?
Jawaban: Untuk menyiasati kekosongan cabang dengan teknik tempel atau okulasi. Pertumbuhan cabang yang tidak semestinya boleh diteknisi dengan cara menarik cabang terdekat sepanjang masih wajar artinya masih bisa diterima sesuai estetika alamnya.
Keenam: Untuk gaya formal apakah cabang paling atas tetap dibuat tegak?dan untuk gaya cascade apakah mengharuskan percabangan difokuskan hanya di bagian ujung saja?
Jawaban: Tumbuhnya cabang dan ranting selalu mengarah ke atas, mengejar paparan sinar matahari. Apapun gaya bonsai yang dipilih, selalu acuannya berpedoman pada pohon berbatang tegak.
Ketujuh:
Bagaimana menyiasati cabang yang tumbuh tampak sejajar pada batang, seperti pada gambar berikut?
Jawaban: Bahan asli sebelum di lakukan pengawatan, memang sejajar. Apabila menemukan bahan dengan kondisi seperti gambar, maka cukup memaksimalkan saja, dengan menaikkan cabangnya 2 cm ke atas agar terlihat ada jarak seperti pada gambar berikut:
Kedelapan:
Bagaimana penempatan titik cabang pada pohon dengan gerak dasar batang moyogi?
Jawaban: Apabila batang utama melengkung ke kanan maka cabang pertama harus di sebelah kiri, kedua di kanan ketiga di belakang. Apabila batang utama melengkung ke kiri maka cabang pertama di kanan, kedua di kiri dan ketiga di belakang. Cabang selanjutnya diatur zig zag hingga ke apec pohon, seperti gambar berikut:
Kesembilan:
Bagaimana menghindari mati cabang dan tidak tumbuh tunas baru pada saat pemotongan/memperpendek?
Jawaban: Yang terpenting memperhatikan kondisi kesuburan tanaman tersebut, dan alat yang digunakan benar-benar steril, Penggunaan lem kambium atau obat Jin diperlukan untuk meminimalisir pembusukan pada luka bekas potongan.
    Demikian seputar materi dan tanya jawab tentang porsi dan proporsi percabangan oleh Syamsul Muarief, semoga bermanfaat.
Penulis: Sriady Faisal
Moderator: Iyan Sastro Bonsai Art, Mas Marulli, Mas Baidowi, Mas Eko Salyanto, Akank Umbaran.
Narasumber:
1. Syamsul Muarief (Mas Arief Wedang
    Uwuh Angkringan)
2. Fajar Sidiq

Artikel yang berkaitan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarokatu. Selamat Datang di Blog SRIADY FAISAL, Ingat beri komentar, Terima kasih