HANYA PGRI, PGRI UNTUK SEMUA
Oleh: Sriady Faisal, S. Pd
LO PGRI Kabupaten Nunukan
Sebagai guru yang secara resmi terdaftar menjadi anggota Persatuan Guru Republik Indonesia sangat berpengharapan agar PGRI menjadi organisasi yang kuat, dicintai anggotanya, serta disegani oleh pihak lain. Harapan ini saya kira bukan hanya bersumber dari pribadi penulis, melainkan merupakan dambaan semua guru yang berkecimpun dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia.
Harapan tersebut bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai, jika semua anggota PGRI merasa bahwa PGRI adalah wadah milik bersama, hanya PGRI, dan PGRI untuk semua anggota. Apakah semua guru telah tertaut rasa tersebut? Sebuah pertanyaan dan sekaligus renungan buat kita semua.
Saudaraku para guru, teman-teman satu profesi, dalam UU Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 yang merupakan produk hukum dan murni terlahir dari perjuangan PGRI, pada pasal 41 ayat 3, menegaskan “guru wajib menjadi anggota organisasi profesi”. Kemudian terkait tentang Organisasi Profesi, Prof. Dr. Azrul Azwar, M. PH menjelaskan bahwa salah satu ciri organisasi profesi adalah “umumnya untuk satu profesi hanya ada satu organisasi profesi yang para anggotanya berasal dari satu profesi”. Organisasi profesi guru haruslah terbentuk oleh guru, independen, dan berkode etik, berkeahlian dan dibayar sesuai keahliannya. Lahirnya UU Guru dan Dosen yang mengakui guru sebagai sebuah profesi telah berkausalitas dengan dibayarkannya TPG. Lagi-lagi PGRI, lagi dan lagi PGRI. Dengan dasar tersebut, apakah cukup untuk menjadikan PGRI sebagai satu-satunya organisasi profesi yang dicintai, dan semua anggota berkesadaran untuk memperjuangkannya, ataukah malah berpaling setelah euforia kenikmatan dan kesejahteraan telah kita miliki. Nurani saya akan mengatakan tidak, organisasi profesi saya hanya PGRI, PGRI untuk semua.
Memang kiprah PGRI saat ini, telah banyak berkontribusi terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia. Buah perjuangan yang dilandasi semangat dan tekad persatuan dan kesatuan dalam memperjuangkan hak-hak guru termasuk mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang kurang memihak telah dirasakan langsung oleh semua pihak terutama guru. Namun tidak sedikit yang mengkritisi, memprotes, seolah-olah PGRI tidak berbuat apa-apa. Namun PGRI harus tetap berdiri kokoh, karena tantangan eksternal maupun internal senantiasa menghadang. Semakin tinggi sebuah pohon maka semakin kencang angin menerpa. Mengutip pernyataan Ketua PGRI, “Buah perjuangan diterimakasihi atau tidak diterimakasihi, PGRI akan selalu tetap bersinar”.
Tidak dipungkiri bahwa perjuangan PGRI sebagai organisasi profesi dan organisasi perjuangan butuh waktu dan proses yang tidak singkat. Harus diakui belum semua aspirasi guru tersalurkan dengan baik. Masih banyak kekurangan yang perlu dibenahi.
Namunpun demikian, PGRI selalu berupaya memberikan yang terbaik untuk para anggotanya. Pengabdian PGRI ikhlas tak berbayar, berpikir dan berbuat demi kamaslahatan guru.
Saudaraku, teman-teman guru satu profesi, mari kita dukung PGRI untuk terus berbenah. Di era milenia saat ini, rumah besar PGRI harus senantiasa diperbaharui agar selalu tampak baru, kokoh, memberikan rasa nyaman, aman. PGRI bukanlah rumah tua yang akhirnya ditinggalkan penghuninya. Oleh karenanya, kepengurusan PGRI perlu terus mengalami penyempurnaan melalui program-program yang bersentuhan dengan kebutuhan anggotanya. Program yang mewadahi kebutuhan anggota, tentu akan berimbas terhadap rasa betah, rasa cinta, rasa memiliki, rasa senasib, rasa seperjuangan di bawah naungan rumah besar PGRI.
Sebagai organisasi profesi yang beranggotakan pendidik dan tenaga kependidikan, PGRI harus tetap eksis menjalankan perannya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan secara berimbang demi terpenuhinya kebutuhan seluruh anggota.
Sebagaimana telah tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PGRI, pasal 3, bahwa jati diri PGRI adalah sbb:
1. PGRI sebagai organisasi profesi
artinya PGRI mempunyai fungsi sebagai wadah kebersamaan, rasa kesejawatan atau seprofesi dalam mewujudkan peningkatan keahliannya atau kariernya dalam menjalankan tugas-tugas keprofesiannya secara professional. Artinya meningkatkan prilaku profesi kepada suatu standar keahlian yang diinginkan oleh masyarakat umum. Berarti sudah semestinya memiliki peningkatan keahlian yang mempunyai standar mutu.
2. PGRI sebagai organisasi perjuangan
PGRI sebagai organisasi pejuangan artinya PGRI merupakan wadah bagi para guru dalam memperoleh, mempertahankan, meningkatkan dan membela hak-hak azasinya baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara, maupun pemangku profesi keguruan. PGRI berjuang untuk mewujudkan hak-hak azasi kaum guru dalam wadah NKRI.
3. PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan
PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan adalah organisasi yang menyadari bahwa anggotanya mempunyai hak untuk bekerja, untuk memilih tempat kerja secara bebas untuk memperoleh lingkungan kerja yang pantas dan aman dan untuk dilindungi dan hak untuk mendapatkan upah dan pekerjaan secara adil tanpa diskriminasi serta hak untuk membentuk dan bergabung dalam serikat pekerja (traid union) untuk melindungi kebutuhan-kebutuhannya. PGRI merupakan wadah pejuangan hak-hak guru sebagai pekerja terutama dalam kaitannya dengan kesejahteraan.
Dari ketiga peran PGRI tersebut, yang masih dirasakan minim adalah dalam hal pengembangan kompetensi. Guru sebagai profesi, membutuhkan wadah peningkatan potensi, baik akademik maupun nonakademik. Belum terpenuhinya peran pengembangan kompetensi secara maksimal menyebabkan kualitas guru anggota PGRI sering dipertanyakan profesionalitasnya, dan bahkan tidak sedikit anggota PGRI yang melirik program-program pengembangan kompetensi dari organisasi lain yang mengklaim dirinya sebagai organisasi profesi guru. Kebutuhan pengembangan kompetensi bagi guru adalah suatu hal yang niscaya untuk dipenuhi. Di samping karena menuntut ilmu dan mengupgrade diri adalah kewajiban, juga merupakan tuntutan karir dan kepangkatan. Fakta mengatakan bahwa, karena anggota PGRI merasa kurang terwadahi kebutuhan memperoleh sertifikat yang menunjang kepangkatan sehingga banyak guru yang tergiur dengan program organisasi profesi lain, meskipun nuraninya tidak tega jika harus memiliki keanggotaan ganda. Memang sangat disayangkan. Namun, apakah 100% mereka salah dan dianggap berpaling? Menurut penulis keadaanlah yang memaksa mereka. Mari kembali merangkul dengan penuh rasa kekeluargaan, nurani mereka merindu lantunan dan kumandang Yel-Yel PGRI. Pikirkanlah bagaimana mereka keluar dari rasa dilema.
Penulis yakin, PGRI mampu memberikan solusi pengembangan kompetensi anggota melalui diklat-diklat, seminar, bimtek, workshop baik tatap muka maupun daring dengan melibatkan berbagai pihak. Meskipun sudah diprogramkan pemerintah, namun sangatlah terbatas anggota yang bisa mengikutinya, sementara tuntutan karir juga wajib dipenuhi. Penulis yakin jika jati diri PGRI sebagai organisasi profesi, organisasi perjuangan, dan organisasi ketenagakerjaan mampu mewadahi, maka impian dan harapan menjadikan PGRI sebagai satu-satunya organisasi profesi, HANYA PGRI, PGRI UNTUK SEMUA, kelak menjadi sebuah capaian yang indah.
HIDUP GURU!
HIDUP PGRI!
SOLIDARITAS YES!
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63
Do you realize there's a 12 word phrase you can speak to your man... that will trigger deep emotions of love and instinctual attraction for you deep inside his heart?
BalasHapusBecause hidden in these 12 words is a "secret signal" that fuels a man's impulse to love, idolize and care for you with all his heart...
12 Words That Fuel A Man's Desire Response
This impulse is so hardwired into a man's brain that it will make him work harder than before to do his best at looking after your relationship.
Matter-of-fact, triggering this influential impulse is so important to having the best ever relationship with your man that the instance you send your man a "Secret Signal"...
...You'll immediately notice him open his soul and mind for you in a way he's never expressed before and he'll distinguish you as the only woman in the galaxy who has ever truly interested him.