KESALAHAN-KESALAHAN DALAM PROPOSAL DAN PELAPORAN HASIL
RISET DAN TUGAS AKHIR YANG HARUS DIHINDARI
Kata kunci: proposal riset, pelaporan hasil riset,
tugas akhir kesalahan, bahasa tulis, bahasa lisan.
Kesalahan Tulis
Kesalahan tulis dalam proposal maupun laporan
penelitian adalah sangat kentara, walaupun sering tidak dirasakan bagi
pihak-pihak yang kurang peduli tentang kebenaran (dalam arti ilmiah) dalam
karya tulis. Deteksi yang bisa disarankan untuk para penulis dalam mengatasi
kesalahan tulis tersebut antara lain seperti berikut ini.
1.
Membedakan antara bahasa “tulis” dan “lesan/obrolan”.
2. Menyadari
bahwa karya tulis (terutama di perguruan tinggi), merupakan karya ilmiah, tentunya
semuanya bersandar pada kaidah-kaidah yang disepakati umum.
3.
Menyadari dalam bahasa mana dia menulis, misalnya Bahasa Inggris tentunya tidak
sama dengan Bahasa Indonesia dalam banyak hal.
A. Alinea
Baru
Menurut
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa P&K, 1992) cara penulisan kalimat baru dan baris baru,
adalah dengan alinea baru. Baris baru tidak lazim untuk suatu kalimat yang
bukan alinea baru.
B. Kata
Depan vs Awalan
Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa P&K, 1992) cara
penulisan kata depan tidak sama dengan awalan. Secara umum penulisan kata depan
terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali gabungan kata yang sudah lazim
maka dianggap sebagai satu kata. Macam kata depan antara lain: di,
ke, dan dari. Namun demikian sering kita jumpai kesalahan tulis dalam
proposal maupun laporan penelitian. Contoh kesalahan tersebut dapat dilihat
pada kata bergaris bawah berikut ini.
1. Diatas sudah disebutkan
(kata bergaris bawah adalah contoh salah). Saran untuk kesalahan tersebut
adalah “Di atas”. Begitu pula untuk kata lain yang mengikuti kata depan
di yaitu: bawah, sini, sana, samping, belakang, dan lain-lain. Kata
bergaris bawah tersebut dapat dibandingkan dengan diatasi untuk mendeteksi
kesalahan.
2. Analisis penelitian ini
mengarah keparametrik. Hasilnya akan dibawa kebelakang. Saran untuk kesalahan
tersebut adalah “ke parametrik dan ke belakang”. Begitu pula untuk kata lain
yang mengikuti kata depan ke yaitu: bawah, sini, sana, samping, belakang,
dan lain-lain. Kata bergaris bawah tersebut dapat dibandingkan dengan ketiga,
keadaan, keterbelakangan untuk mendeteksi kesalahan.
C. Tanda
Baca
Menurut
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa P&K, 1992) tanda baca yang diatur antara lain ada lima
belas macam. Dalam artikel ini akan dipaparkan tanda baca yang sering ditulis salah
baik dalam penulisan proposal maupun laporan penelitian. Kesalahan
tersebut antara lain seperti berikut ini.
1. Titik (.). Deteksi yang
bisa disarankan adalah bahwa setiap kalimat diakhiri dengan titik (.).
2. Tanda titik (.), koma (,),
titik koma (;), titik dua (:), secara umum ditulis melekat kata sebelumnya, dan
terpisah dengan kata yang mengikutinya.
D. Kesalahan
Bahasa
Bahasa Tulis
dan Lesan
Dalam
menulis, baik dalam suatu proposal maupun laporan hasil penelitian, para peneliti
sering membuat suatu kesalahan tulisan, dengan menulis kata yang sering terdengar
dalam bahasa lesan. Contoh kesalahan tulis yang mencantumkan bahasa “lesan”
adalah seperti kata bergaris bawah berikut ini.
1.
Hasil analisis nampak dalam tabel 1.1. Saran untuk kesalahan tersebut adalah “tampak”
(kata dasar adalah ”tampak”, tidak ada kata dasar ”nampak”).
2.
Sehingga penulis berkesimpulan bahwa…. Saran untuk kesalahan tersebut adalah “oleh
karena…., maka…” (= kata “sehingga” jangan di awal kalimat, dalam bahasa tulisan).
3.
Dan… penulis sudah simpulkan. Saran untuk kesalahan tersebut adalah “tidak di
awal kalimat, karena “dan” merupakan kata sambung.
Kata serapan
dan kata asing
Dalam berbahasa Indonesia, terutama dalam menulis
ilmiah, selayaknya digunakan kaidah-kaidah baku dan yang diterima umum.
Kaidah-kaidah tersebut antara lain: Pedoman Umum Pembentukan Istilah (Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa P&K, 1992); Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan (Pusat 4 Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa P&K, 1993). Oleh karena itu dalam menulis karya ilmiah, apabila
terpaksa menggunakan kata yang berasal dari bahasa asing, disarankan dicetak
miring (setidaknya berbeda dengan kata lainnya). Namun demikian apabila sudah ada
kata serapannya, disarankan digunakan kata serapan. Contoh kesalahan yang sering
muncul dalam penulisan proposal maupun laporan.
Penelitian dapat
dilihat pada contoh-contoh berikut ini.
1. Hasil analisa tampak dalam
tabel 1.1. Saran untuk kesalahan tersebut adalah “analisis” atau “analysis”
(dicetak miring). Aturan ini dapat dilihat pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa P&K,
1993: 26).
2. Sistim juga terdiri dari
beberapa aktifitas. Saran untuk kesalahan tersebut adalah “sistem” dan
“aktivitas”. Hal ini berbeda dengan kalimat “sebagai peneliti harus aktif.
E. Kesalahan
Isi
Dalam
penulisan proposal maupun laporan penelitian, sering dijumpai adanya kesalahan
isi. Deteksi yang bisa disarankan untuk mengetahui kesalahan ini adalah teori yang
mendasari dan pedoman yang berlaku umum. Contoh dari kesalahan tersebut antara seperti
berikut ini.
1. Dalam proposal, peneliti
menuliskan tinjauan pustaka terlalu panjang, dan berisi kajian kurang relevan
dengan tema penelitian. Biasanya alasan yang dikemukan oleh pembuat kesalahan
agar proposal (penelitian) kelihatan tebal.
2. Dalam laporan penelitian
(biasanya bab 2), peneliti menuliskan referensi yang tidak berhubungan dengan
judul penelitian, bahkan mengaburkan judul. Contoh untuk kasus ini adalah:
penelitian tentang “volume perdagangan saham” dengan isi di bab 2 (landasan
teori) tentang “hipotesis pasar efisien”. Kesalahan demikian, tercermin dari ketidak-sinkronan
tema dengan referensi yang dimuat.
F. Kesalahan
analisis
Kesalahan analisis dalam penelitian (terutama untuk
kasus-kasus penelitian positif), merupakan kesalahan paling krusial (lihat
Djarwanto, 1997a, 1997b; Cooper dan 5 Emory, 1995: 143;) .
Kesalahan ini akan bisa menyebabkan kesalahan dalam kesimpulan penelitian.
Contoh untuk kesalahan analisis adalah seperti berikut ini.
1.
Kasus atau data non parametrik dianalisis dengan parametrik.
2.
Mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain, dianalisis hanya dengan
analisis “korelasi”.
G. Kesalahan Penterjemahan Hasil Analisis
Kesalahan dalam menginterpretasikan hasil analisis
bisa disebabkan banyak hal, antara lain: pengalaman peneliti yang kurang,
kesalahan alat analisis yang digunakan, kesalahan merumuskan hipotesis.
Secara umum program komputer pengolah data (statistik) banyak tersedia dan
lengkap dalam menganalisis data yang dimasukan, tentunya selalu akan keluar
hasil (angka-angka), oleh karenanya diperlukan kejelian dan ketelitian peneliti
dalam mengartikan angka-angka hasil program statistik komputer tersebut.
H. Kesalahan kesimpulan
Kesalahan kesimpulan bisa disebabkan oleh kesalahan
alat analisis maupun kesalahan interpretasi hasil analisis. Dalam kesimpulan
sebaiknya tidak dilupakan hipotesis yang diajukan (bagi penelitian yang menguji
hipotesis). Untuk itu kesimpulan selalu dihubungkan dengan masalah penelitian.
Bagi penelitian yang menguji hipotesis perlu dilaporkan apakah hipotesis nol
(nul-hypotesis) ditolak atau tidak ditolak. Contoh kesalahan kesimpulan
yang sering terlihat antara lain seperti di bawah ini.
1. Hipotesis penelitian
diterima, yang berarti bahwa akuntan…. . Saran yang dapat diberikan
adalah “Penelitian berhasil (tidak berhasil) menolak hipotesis nol, dengan demikian
hipotesis alternatif diterima (ditolak) atas dasar sampel penelitian ini. Yang terpenting
adalah dihubungkan dengan masalah (hipotesis).
2. Dengan demikian
variabel x mempengaruhi varibabel y, padahal masalah dan hipotesisnya
sebatas pada “hubungan”. Kata mempengaruhi demikian bisa dibenarkan dalam kasus
event study.
I. Proposal
Banyak pedoman yang bisa diacu dalam penyusunan
proposal penelitian. Pedoman tersebut antara lain (terutama di UNS): Pedoman
Penulisan Tugas Akhir, Pedoman Penyusunan Skripsi (FE UNS, 1999), Keputusan
Rektor UNS No. 287/PT40.H/N/1995, Suadi (-). Dari berbagai pedoman yang ada
penelitian bisa mengambil intinya, yakni tujuan penelitian tercapai. Pada
intinya proposal dapat disusun dengan memasukan bagian-bagian penting penelitian
berikut ini (FE UNS, 1999).
1. Bagian
awal, terdiri dari: Halaman Sampul, Halaman Judul, Halaman Persetujuan.
2. Bagian Tengah (Utama)
Proposal terdiri dari: Latar belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Pemikiran, Hipotesis, Metode Penelitian,
Sistematika Laporan.
3. Bagian Akhir, terdiri dari: Daftar Pustaka,
dan Lampiran.
Halaman Sampul (FE UNS, 1999) terdiri dari bagian-bagian
berikut ini.
1.
Judul, diketik dengan huruf besar.
2.
Lambang atau Simbul UNS.
3.
Maksud Usulan Penelitian.
4.
Nama peneliti/ mahasiswa beserta NIM-nya.
5.
Lembaga Pendidikan Tinggi yang dituju.
6.
Waktu pengajuan.
Dalam
artikel ini, penulis tekankan pentingnya karya sendiri/ mandiri dan bukan plagiat.
Oleh karena itu disarankan dalam latar belakang masalah perlu diperhatikan hal-hal
berikut ini.
1.
Acuan/ penelitian sebelumnya. Hal ini bukan suatu kesulitan asal peneliti
mau berusaha untuk mencari dan mendapatkannya. Setelah itu dengan sadar dan
jujur menyebut penelitian yang diacu tersebut pada proposal maupun pada daftar
pustaka.
2.
Secara eksplisit mencantumkan “apa beda” penelitian yang akan/ sedang dilaksanakan
dengan penelitian sebelumnya.
3.
Alasan judul atau penelitian tentang/ masalah seperti di judul penelitian Ketiga
hal tersebut di atas kiranya, dapat membuat aman peneliti, terutama pemula dari
tuduhan plagiat/ penjiplakan.
Oleh
karena itu unsur terpenting dalam suatu riset, skripsi, maupun tugas akhir
dapat
disarankan seperti berikut ini.
1.
Masalah
2. Prosedur
pemecahan masalah, meliputi: (1) teori/ landasan; (2) urutan pemecahan/ analisis; (3) analisis/ temuan; (4)
kesimpulan/ rekomendasi.
Referensi
Cooper,
Donald R. dan C. William Emory. 1995. Business Research Methods. USA:
Richaaard D.
Irwin, Inc.
Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan, Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa.
1992.
“Pedoman Umum Pembentukan Istilah”. Balai Pustaka.
--------.
1993. “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”. Balai
Pustaka.
Djarwanto,
PS. 1997a. Beberapa Uji Statistik dalam Penelitian. Perspektif.
Januari-
Maret.
------.
1997b. Pengujian Hipotesis Dalam Penelitian. Perspektif. April-Juni.
Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret. 1999. “Buku Pedoman Penyusunan
Skripsi”.
Hardjoprawiro,
Kunardi. 1996. “Bahasa Indonesia Dalam Komposisi dan Analisis
Kesalahan
Berbahasa”. Diktat Tidak diterbitkan.
Sekaran,
Uma. 1992. Research Methods For Business. Singapore: John Wiley & Sons,
Inc.
Suadi,
Arief. -. “Petunjuk Singkat Menulis Skripsi”. Yogyakarta: Badan Penerbit
Sekolah
Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN.
Universitas
Sebelas Maret Surakarta. 1995. Keputusan Rektor Universitas Sebelas Maret
No.
287/PT40.H/1995 tentang Peerbaikan Surat Keputusan Rektor No;
111/PT40.H/N/1993
tentang Pedoman Penyelenggaraan Penelitian Di Lingkungan
Universitas
Sebelas Maret.
Bandi.
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Tidak ada komentar:
Posting Komentar