Minggu, 11 November 2012

Model pembelajaran kontekstual


Secara ringkas pendekatan mengajar konstruktivis dapat diungkapkan dalam beberapa sikap dan praktek berikut (Paul Suparno, 2001: 12- 14):
Sebelum guru mengajar:
  1. Guru mempersiapkan bahan yang mau diajarkan dengan seksama. Dia mempelajari bahan itu secara mendalam dan juga latar belakang histories dan beberapa teknologi yang terkait.
  2. Guru mempersiapkan alat-alat peraga praktikan permainan yang akan digunakan agar pembelajaran lancar.
  3. Guru mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk merangsang siswa aktif belajar persoalan konkrit dari hidup sehari-hari dapat digunakan untuk merangsang siswa berpikir.
  4. Guru sebaiknya mendalami keadaan siswa, mengerti kelemahan dan kelebihan siswa   sehingga dapat mengajar lewat keadaan siswa dan dapat membantu siswa lebih cepat.
  5. Guru perlu mempelajari kemampuan awal siswa. Lewat pengetahuan awal ini dia akan membantu siswa mengembangkan pengertiannya.

Sikap Guru Selama proses pembelajaran:

  1. Guru mengajak siswa aktif belajar.
  2. Siswa dipacu bertanya.
  3. Guru menggunakan metode ilmiah dalam proses penemuan sehingga siswa merasa     menemukan sendiri pengetahuan mereka. Dengan demikian siswa lebih yakin akan pengetahuannya.
  4. Guru mengikuti pikiran dan gagasan siswa.
  5. Guru perlu menggunakan bervariasi metode pembelajaran seperti studi kelompok, studi di luar kelas, di luar sekolah dengan simulasi. eksperimen, permainan, alat peraga, komputer dan lain-lain. Dengan berbagai metode ini siswa dapat dibantu menurut inteligensi mereka.
  6. Kunjungan ke tempat pengembangan matematika dan pusat matematika.
  7. Guru tidak boleh mencerca siswa yang berpendapat salah atau lain, sebaliknya pendapat mereka perlu diperhatikan.
  8. Guru harus menerima jawaban alternatif dari siswa
  9. Kesalahan konsep  siswa ditunjukkan dengan arif dan bukan dengan dicela.
  10. Guru menyediakan data yang berlawanan dengan gagasan siswa untuk menantang siswa berpikir.
  11. Siswa diberi kesempatan berpikir dan merumuskan gagasan mereka, tanpa harus dikejar-kejar waktu
  12. Siswa diberi kesempatan mengungkapkan pikirannya sehingga guru mengerti apakah gagasan mereka itu tepat atau tidak.
  13. Siswa diberi kesempatan untuk mencari pendekatan dan caranya dalam belajar dan menemukan sesuatu.
  14. Guru perlu mengadakan evaluasi yang terus menerus dan menyertakan proses belajar dalam evaluasi itu.

 Sesudah proses pembelajaran:
  1. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) dan mengumpulkan serta mengoreksinya. Tanpa dikoreksi PR tidak banyak gunanya, karena siswa yang keliru akan tetap keliru bila tidak ditunjukkan dimana ia keliru.
  2. Guru perlu sering memberikan tugas lain untuk pendalaman materi.
  3. Tes yang membuat siswa berpikir, bukan hafalan perlu dikembangkan guru.

Sikap yang perlu dipunyai guru:
  1. Siswa dianggap bukan tabula rasa, tetapi subyek yang sudah tahu sesuatu 
  2. Model kelas: siswa aktif, guru menyertai.
  3. Bila ditanya siswa dan tidak dapat menjawab, guru tidak usah marah dan mencerca siswa. Lebih baik mengakuinya dan mencoba mencari bersama dari sumber lain.
  4. Menyediakan ruang tanya jawab dan diskusi.
  5. Guru dan siswa saling belajar. Banyak informasi untuk sumber belajar selain guru maka mereka perlu saling belajar  dan mengembangkan.
  6. Dalam mengajar yang penting bukan bahan selesai tetapi siswa belajar untuk belajar sendiri.
  7. Guru perlu memberikan ruang untuk boleh salah bagi siswanya. Siswa masih dalam proses belajar, maka mereka boleh membuat kesalahan. Dari kesalahan itu siswa dapat dibantu berkembang.
  8. Hubungan guru-siswa dialogis, saling dialog dan kerjasama dalam mendalami pengetahuan.
  9. Guru harus mengembangkan pengetahuan yang luas dan mendalam.
  10. Guru harus mengerti konteks bahan yang mau diajarkan, sehingga dapat menjelaskan secara kontekstual.

Artikel yang berkaitan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarokatu. Selamat Datang di Blog SRIADY FAISAL, Ingat beri komentar, Terima kasih