Haji Wada '
Haji Wada 'dikenal juga dengan nama Haji Perpisahan
Nabi Muhammad Saw. Ia
mengumumkan niatnya pada 25 Dzulqaidah 10 H atau setahun sebelum beliau wafat.
Ketika Rasulullah menyatakan diri
ingin menunaikan haji, sekitar 90 ribu lebih pengikutnya terpana dan terkagum-kagum
dengan sosok beliau. Lantas
mereka mengikuti Rasulullah melakukan perjalanan dari Madinah ke Mekkah pada 25
Dzulqaidah 10 H.
Dalam
perjalanan ke Mekkah, Rasulullah bersama istri-istrinya menginap semalam di Dzi
al-Hulaifah. Dini hari sampai Shubuh,
ia dan pengikutnya melakukan ihram dan berjalan sambil mengucapkan
"Labbaik, Allahumma labaik ... Labbaik, la syarika laka labbaik!"
Wahai manusia sekalian, perhatikanlah
kata-kataku ini! Aku tidak tahu, kalau-kalau sesudah tahun ini-dalam kondisi
seperti ini -tidak lagi akan bertemu dengan kalian. " "Saudara-saudara,
bahwasannya darahmu dan harta bendamu sekalian adalah suci buat kamu. Seperti
hari ini dan bulan ini yang suci, sampai datang masanya kamu sekalian menghadap
Allah. Dan pasti kamu akan menghadap Allah. Pada waktu itu, kamu dimintai
pertanggungjawaban atas segala perbuatanmu. Ya, aku sudah menyampaikan ini.
Barangsiapa telah diserahi amanah, tunaikanlah amanah itu kepada yang berhak
menerimanya! " "Bahwa semua riba sudah tidak berlaku. Tetapi kamu
berhak menerima kembali modalmu. Janganlah kamu berbuat aniaya terhadap orang
lain, dan jangan pula kamu teraniaya. Allah telah menentukan bahwa tidak boleh
lagi ada riba. Dan bahwa riba Abbas bin Abdul Muthalib sudah tidak terjadi
semuanya. " "Bahwa semua tuntutan darah selama masa jahiliyah tidak
terjadi lagi, dan klaim darah pertama yang kuhapuskan adalah darah Ibnu Rabi'ah
bin Harits bin Abdul Muthalib. " "Kemudian dari itu
saudara-saudara. Hari ini nafsu setan yang minta disembah di negeri ini sudah
putus selamanya. Namun, kalau kamu mengikuti dia walaupun dalam hal yang kamu
anggap kecil-yang berarti merendahkan segala amal perbuatanmu-niscaya akan
senanglah dia. Oleh karena itu, peliharalah agamamu ini baik-baik! " "Saudara-saudara,
menunda-nunda berlakunya larangan bulan suci berarti memperbesar kekufuran.
Dengan itu orang-orang kafir itu tersesat. Pada satu tahun mereka melanggar dan
pada tahun lain mereka sucikan, untuk disesuaikan dengan jumlah yang sudah
disucikan Tuhan. Kemudian mereka menghalalkan apa yang sudah diharamkan Allah
dan mengharamkan mana yang sudah dihalalkan. " "Kemudian dari itu,
saudara-saudara. Sebagaimana kamu memiliki hak atas istri kamu, juga istrimu
sama memiliki hak atas kamu. hakmu pada mereka adalah untuk tidak mengizinkan
orang yang tidak kamu sukai menginjakkan kaki ke atas lantaimu, dan jangan
sampai mereka secara jelas membawa perbuatan keji. " "Kalau sampai mereka
melakukan semua itu, Allah mengizinkan kamu berpisah tempat tidur dengan mereka
dan boleh memukul mereka dengan suatu pukulan yang tidak sampai melukai. Bila
mereka sudah tidak lagi melakukan itu, maka kewajiban kamulah memberi nafkah
dan pakaian kepada mereka dengan baik. Berlaku baiklah terhadap istrimu. Mereka
itu teman -kawan yang membantumu, mereka tidak memiliki sesuatu untuk diri
mereka. Kamu mengambil mereka sebagai amanah Allah, dan kehormatan mereka
dihalalkan buatmu dengan nama Allah. ""Perhatikanlah kata-kataku ini,
saudara-saudara. Aku sudah menyampaikan ini. Ada dua hal yang kutinggalkan di
tanganmu, yang jika kamu pegang teguh, kamu takkan sesat selama-lamanya, yaitu
Kitabullah dan sunnah Rasulullah. ""Wahai manusia sekalian, dengarkan
kata-kataku ini dan perhatikanlah! Kamu akan mengerti bahwa setiap Muslim
adalah saudara buat Muslim yang lain. dan kaum Muslimin semua bersaudara.
Namun, seseorang tidak diizinkan (mengambil sesuatu) dari saudaranya, kecuali
jika dengan senang hati diberikan kepadanya. Janganlah kamu menganiaya diri
sendiri. Ya Allah, Sudahkah kusampaikan? " Setelah sampai pada penutup kata-katanya itu,
Rasulullah berkata lagi, "Ya Allah, sudahkah
kusampaikan?" Maka
serentak kaum Muslimin dari segenap penjuru orang menjawab, "Ya!" Lalu Rasulullah berkata, "Ya Allah, saksikanlah ini!" Selesai mengucapkan pidatonya,
Rasulullah turun dari Al-Qashwa '.
Beliau masih di
tempat itu sampai pada waktu shalat Dzuhur dan Ashar. Kemudian beliau menaiki kembali
untanya menuju Shakharah. Pada
waktu itulah, Rasulullah membacakan firman Allah kepada mereka: "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu,
dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi
agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat
dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. " QS. Al-Maa'idah:
3)
Mendengarkan ayat
tersebut, Abu Bakar menangis. Ia
merasa bahwa risalah Nabi SAW sudah selesai dan sudah dekat pula saatnya Nabi
hendak menghadap Allah. Setelah
meninggalkan Arafah malam itu, Nabi bermalam di Muzdalifah. Pagi-pagi ia bangun dan turun ke
Masy'aril Haram, kemudian pergi ke Mina. Dan
dalam perjalanan itu, ia melemparkan batu-batu kerikil. Ketika sudah sampai di kemah,
Rasulullah menyembelih 63 ekor unta.
Kemudian Nabi
mencukur rambut dan menyelesaikan ibadah hajinya. Dengan selesainya ibadah haji ini, ada
orang yang menyebutnya 'Ibadah Haji Perpisahan (Wada'), yang lain menyebutkan
'Ibadah Haji Penyampaian', ada lagi yang mengatakan 'Ibadah Haji Islam'. Nama-nama itu memang benar semua. Disebut 'Ibadah Haji Perpisahan'
karena ini yang penghabisan kali Rasulullah melihat Makkah dan Ka'bah. Dengan 'Ibadah Haji Islam', karena
Allah telah menyempurnakan agama ini kepada umat manusia dan mencukupkan pula
nikmat-Nya. 'Ibadah Haji
Penyampaian' berarti Nabi telah menyampaikan kepada umat manusia apa yang telah
diperintahkan Allah SWT kepadanya. Tiada
lain, Muhammad hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira kepada
orang-orang beriman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar