Inilah kisah Hud. AS sebagai Nabi dan Rasul yang ke-4 yang disebutkan dalam Al-Quran. Beliau diutus kepada suku/kaum Aad.
"Aad" adalah nama bapa suatu suku yang hidup di jazirah Arab di suatu
tempat bernama "Al-Ahqaf" terletak di utara Hadramaut atr Yaman dan
Umman dan termasuk suku yang tertua sesudak kaum Nabi Nuh serta terkenal dengan
kekuatan jasmani dalam bentuk tubuh-tubuh yang besar dan sasa. Mereka dikurniai
oleh Allah tanah yang subur dengan sumber-sumber airnya yang mengalir dari
segala penjuru sehinggakan memudahkan mereka bercucuk tanam untuk bhn makanan
mrk. dan memperindah tempat tinggal mereka dengan kebun-kebun bunga yang
indah-indah. Berkat kurnia Tuhan itu mereka hidup menjadi makmur, sejahtera dan
bahagia serta dalam waktu yang singkat mereka berkembang biak dan menjadi suku
yang terbesar diantara suku-suku yang hidup di sekelilingnya.
Sebagaimana dengan kaum Nabi Nuh kaum Hud ialah suku Aad ini adalah penghidupan
rohaninya tidak mengenal Allah Yang Maha Kuasa Pencipta alam semesta. Mereka
membuat patung-patung yang diberi nama " Shamud" dan "
Alhattar" dan itu yang disembah sebagai tuhan mereka yang menurut
kepercayaan mereka dpt memberi kebahagiaan, kebaikan dan keuntungan serta dapat
menolak kejahatan, kerugian dan segala musibah. Ajaran dan agama Nabi Idris dan
Nabi Nuh sudah tidak berbekas dalam hati, jiwa serta cara hidup mereka
sehari-hari. Kenikmatan hidup yang mereka sedang tenggelam di dalamnya berkat
tanah yang subur dan menghasilkan yang melimpah ruah menurut anggapan mereka
adalah kurniaan dan pemberian kedua berhala mereka yang mereka sembah.
Karenanya mereka tidak putus-putus sujud kepada kedua berhala itu mensyukurinya
sambil memohon perlindungannya dari segala bahaya dan mushibah berupa penyakit
atau kekeringan.
Sebagai akibat dan buah dari aqidah yang sesat itu pergaulan hidup mereka
menjadi dikuasai oleh tuntutan dan pimpinan Iblis, di mana nilai-nilai moral
dan akhlak tidak menjadi dasar penimbangan atau kelakuan dan tindak-tanduk
seseorang tetapi kebendaan dan kekuatan lahiriahlah yang menonjol sehingga
timbul kerusuhan dan tindakan sewenang-wenang di dalam masyarakat di mana yang
kuat menindas yang lemah yang besar memperkosa yang kecil dan yang berkuasa
memeras yang di bawahnya. Sifat-sifat sombong, congkak, iri-hati, dengki, hasut
dan benci-membenci yang didorong oleh hawa nafsu merajalela dan menguasai
penghidupan mereka sehingga tidak memberi tempat kepada sifat-sifat belas
kasihan, sayang menyayang, jujur, amanat dan rendah hati. Demikianlah gambaran
masyarakat suku Aad tatkala Allah mengutuskan Nabi Hud sebagai nabi dan rasul
kepada mereka.
Nabi Hud Berdakwah Di Tengah-tengah Sukunya
Sudah menjadi sunnah Allah sejak diturunkannya Adam Ke bumi bahawa dari masa ke
semasa jika hamba-hamba-Nya sudah berada dalam kehidupan yang sesat sudah jauh
menyimpang dari ajaran-ajaran agama yang dibawa oleh Nabi-nabi-Nya diutuslah
seorang Nabi atau Rasul yang bertugas untuk menyegarkan kembali ajaran-ajaran
nabi-nabi yang sebelumnya mengembalikan masyarakat yang sudah tersesat ke
jalanlurus dan benar dan mencuci bersih jiwa manusiadari segala tahayul dan
syirik menggantinya dan mengisinya dengan iman tauhid dan aqidah yang sesuia
dengan fitrah.
Demikianlah maka kepada suku Aad yang telah dimabukkan oleh kesejahteraan hidup
dan kenikmatan duniawi sehingga tidak mengenalkan Tuhannya yang mengurniakan
itu semua. Di utuskan kepada mereka Nabi Hud seorang drp suku mereka sendiri
dari keluarga yang terpandang dan berpengaruh terkenal sejak kecilnya dengan
kelakuan yang baik budi pekerti yang luhur dan sgt bijaksana dalam pergaulan
dengan kawan-kawannya.
Nabi Hud memulai dakwahnya dengan menarik perhatian kaumnya suku Aad kepada
tanda-tanda wujudnya Allah yang berupa alam sekeliling mereka dan bahawa
Allahlah yang mencipta mereka semua dan mengurniakan mereka dengan segala
kenikmatan hidup yang berupa tanah yang subur, air yang mengalir serta
tubuh-tubuhan yang tegak dan kuat. Dialah yang seharusnya mereka sembah dan
bukan patung-patung yang mereka perbuat sendiri. Mereka sebagai manusia adalah
makhluk Tuhan paling mulia yang tidak sepatutnya merendahkan diri sujud
menyembah batu-batu yang sewaktunya dpt mereka hancurkan sendiri dan
memusnahkannya dari pandangan.
Di terangkan oleh Nabi Hud bahaw adia adalah pesuruh Allah yang diberi tugas
untuk membawa mereka ke jalan yang benar beriman kepada Allah yang menciptakan
mereka menghidup dan mematikan mereka memberi rezeki atau mencabutnya drp
mereka. Ia tidak mengharapkan upah dan menuntut balas jasa atas usahanya
memimpin dan menuntut mereka ke jalan yang benar. Ia hanya menjalankan perintah
Allah dan memperingatkan mereka bahawa jika mrk tetap menutup telinga dan mata
mrk menghadapi ajakan dan dakwahnya mereka akan ditimpa azab dan dibinasakan
oleh Allah sebagaimana terjadinya atas kaum Nuh yang mati binasa tenggelam
dalam air bah akibat kecongkakan dan kesombongan mereka menolak ajaran dan
dakwah Nabi Nuh seraya bertahan pada pendirian dan kepercayaan mereka kepada
berhala dan patung-patung yang mereka sembah dan puja itu.
Bagi kaum Aad seruan dan dakwah Nabi Hud itu merupakan barang yang tidak pernah
mrk dengar ataupun menduga. Mereka melihat bahawa ajaran yang dibawa oleh Nabi
Hud itu akan mengubah sama sekali cara hidup mereka dan membongkar peraturan
dan adat istiadat yang telah mereka kenal dan warisi dari nenek moyang mereka.
Mereka tercengang dan merasa hairan bahawa seorang dari suku mereka sendiri telah
berani berusaha merombak tatacara hidup mereka dan menggantikan agama dan
kepercayaan mereka dengan sesuatu yang baru yang mereka tidak kenal dan tidak
dpt dimengertikan dan diterima oleh akal fikiran mereka. Dengan serta-merta
ditolaklah oleh mereka dakwah Nabi Hud itu dengan berbagai alasan dan tuduhan
kosong terhadap diri beliau serta ejekan-ejekan dan hinaan yang diterimanya
dengan kepala dingin dan penuh kesabaran.
Berkatalah kaum Aad kepada Nabi Hud:"Wahai Hud! Ajaran dan agama apakah
yang engkau hendak anjurkan kepada kami? Engkau ingin agar kami meninggalkan
persembahan kami kepada tuhan-tuhan kami yang berkuasa ini dan menyembah tuhan
mu yang tidak dpt kami jangkau dengan pancaindera kami dan tuhan yang menurut
kata kamu tidak bersekutu. Cara persembahan yang kami lakukan ini ialah yang
telah kami warisi dari nenek moyang kami dan tidak sesekali kami tidak akan
meninggalkannya bahkan sebaliknya engkaulah yang seharusnya kembali kepada
aturan nenek moyangmu dan jgn mencederai kepercayaan dan agama mereka dengan
memebawa suatu agama baru yang tidak kenal oleh mereka dan tentu tidak akan
direstuinya."
Wahai kaumku! jawab Nabi Hud,Sesungguhnya Tuhan yang aku serukan ini kepada
kamu untuk menyembah-Nya walaupun kamu tidak dpt menjangkau-Nya dengan pancainderamu
namun kamu dpt melihat dam merasakan wujudnya dalam diri kamu sendiri sebagai
ciptaannya dan dalam alam semesta yang mengelilingimu beberapa langit dengan
matahari bulan dan bintang-bintangnya bumi dengan gunung-ganangnya sungai
tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang kesemuanya dpt bermanfaat bagi kamu
sebagai manusia. Dan menjadi kamu dpt menikmati kehidupan yang sejahtera dan
bahagia. Tuhan itulah yang harus kamu sembah dan menundukkan kepala kamu
kepada-Nya.Tuhan Yang Maha Esa tiada bersekutu tidak beranak dan diperanakan
yang walaupun kamu tidak dpt menjangkau-Nya dengan pancainderamu, Dia dekat drp
kamu mengetahui segala gerak-geri dan tingkah lakumu mengetahui isi hati mu
denyut jantungmu dan jalan fikiranmu. Tuhan itulah yang harus disembah oleh
manusia dengan kepercayaan penuh kepada Keesaan-Nya dan kekuasaan-Nya dan bukan
patung-patung yang kamu perbuat pahat dan ukir dengan tangan kamu sendiri
kemudian kamu sembah sebagai tuhan padahal ia suatu barang yang pasif tidak
dapat berbuat sesuatu yang menguntungkan atau merugikan kamu. Alangkah bodohnya
dan dangkalnya fikiranmu jika kamu tetap mempertahankan agamamu yang sesat itu
dan menolak ajaran dan agama yang telah diwahyukan kepadaku oleh Allah Tuhan
Yang Maha Esa itu."</I
Wahai Hud! jawab kaumnya,"Gerangan apakah yang menjadikan engkau
berpandangan dan berfikiran lain drp yang sudah menjadi pegangan hidup kami
sejak dahulu kala dan menjadikan engkau meninggalkan agama nenek moyangmu
sendiri bahkan sehingga engkau menghina dan merendahkan martabat tuhan-tuhan
kami dan memperbodohkan kami dan menganggap kami berakal sempit dan berfikiran
dangkal? Engkau mengaku bahwa engkau terpilih menjadi rasul pesuruh oleh
Tuhanmu untuk membawa agama dan kepercayaan baru kepada kami dan mengajak kami keluar
dari jalan yang sesat menurut pengakuanmu ke jalan yang benar dan lurus. Kami
merasa hairan dan tidak dpt menerima oleh akal kami sendiri bahwa engkau telah
dipilih menjadi pesuruh Tuhan. Apakah kelebihan kamu di atas seseorang drp kami
, engkau tidak lebih tidak kurang adalah seorang manusia biasa seperti kami
hidup makan minum dan tidur tiada bedanya dengan kami, mengapa engkau yang
dipilih oleh Tuhanmu? Sungguh engkau menurut anggapan kami seorang pendusta
besar atau mungkin engkau berfikiran tidak sihat terkena kutukan tuhan-tuhan
kami yang selalu engkau eje hina dan cemuhkan."
Wahai kaumku! jawab Nabi Hud, "aku bukanlah seorang pendusta dan fikiran
ku tetap waras dan sihat tidak krg sesuatu pun dan ketahuilah bahwa
patung-patungmu yang kamu pertuhankan itu tidak dpt mendatangkan sesuatu
gangguan atau penyakit bagi bandaku atau fikiranku. Kamu kenal aku, sejak lama
aku hidup di tengah-tengah kamu bahawa aku tidak pernah berdusta dan bercakap
bohong dan sepanjang pergaulanku dengan kamu tidak pernah terlihat pd diriku
tanda-tanda ketidak wajaran perlakuanku atau tanda-tanda yang meragukan
kewarasan fikiranku dan kesempurnaan akalku. Aku adalah benar pesuruh Allah
yang diberi amanat untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang
sudah tersesat kemasukan pengaruh ajaran Iblis dan sudah jauh menyimpang dari
jalan yang benar yang diajar oleh nabi-nabi yang terdahulu karena Allah tidak
akan membiarkan hamba-hamba-Nya terlalu lama terlantar dalam kesesatan dan
hidup dalam kegelapan tanpa diutuskan seorang rasul yang menuntun mereka ke
jalan yang benar dan penghidupan yang diredhai-Nya. Maka percayalah kamu kepada
ku gunakanlah akal fikiran kamu berimanlah dan bersujudlah kepada Allah Tuhan
seru sekalian alam Tuhan yang menciptakan kamu menciptakan langit dan bumi
menurunkan hujan bagi menyuburkan tanah ladangmu, menumbuhkan tumbuh0tumbuhan
bagi meneruskan hidupmu. Bersembahlah kepada-Nya dan mohonlah ampun atas segala
perbuatan salah dan tindakan sesatmu, agar Dia menambah rezekimu dan kemakmuran
hidupmu dan terhindarlah kamu dari azab dunia sebagaimana yang telah dialami
oleh kaum Nuh dan kelak azab di akhirat. Ketahiulah bahawa kamu akan
dibangkitkan kembali kelak dari kubur kamu dan dimintai bertanggungjawab atas
segala perbuatan kamu di dunia ini dan diberi ganjaran sesuai dengan amalanmu
yang baik dan soleh mendpt ganjaran baik dan yang hina dan buruk akan
diganjarkan dengan api neraka. Aku hanya menyampaikannya risalah Allah kepada
kamu dan dengan ini telah memperingati kamu akan akibat yang akan menimpa
kepada dirimu jika kamu tetap mengingkari kebenaran dakwahku."
Kaum Aad menjawab: " Kami bertambah yakin dan tidak ragu lagi bahawa
engkau telah mendpt kutukan tuhan-tuhan kami sehingga menyebabkan fikiran kamu
kacau dan akalmu berubah menjadi sinting. Engkau telah mengucapkan kata-kata
yang tidak masuk akal bahwa jika kami mengikuti agamamu, akan bertambah rezeki
dan kemakmuran hidup kami dan bahawa kami akan dibangkitkan kembali dari kubur
kami dan menerima segala ganjaran atas segala amalan kami.Adakah mungkin kami
akan dibangkitkan kembali dari kubur kami setelah kami mati dan menjadi
tulang-belulang. Dan apakah azab dan seksaan yang engkau selalu menakut-nakuti
kami dan mengancamkannya kepada kami? Semua ini kami anggap kosong dan ancaman
kosong belaka. Ketahuilah bahwa kami tidak akan menyerah kepadamu dan mengikuti
ajaranmu karena bayangan azab dan seksa yang engkau bayang-bayangkannya kepada
kami bahkan kami menentang kepadamu datangkanlah apa yang engkau janjikan dan
ancamkan itu jika engkau betul-betul benar dalam kata-katamu dan bukan seorang
pendusta."
Baiklah! jawab Nabi Hud," Jika kamu meragukan kebenaran kata-kataku dan
tetap berkeras kepala tidak menghiraukan dakwahku dan meninggalkan
persembahanmu kepada berhala-berhala itu maka tunggulah saat tibanya pembalasan
Tuhan di mana kamu tidak akan dpt melepaskan diri dari bencananya. Allah
menjadi saksiku bahwa aku telah menyampaikan risalah-Nya dengan sepenuh
tenagaku kepada mu dan akan tetap berusaha sepanjang hayat kandung bandaku memberi
penerangan dan tuntunan kepada jalan yang baik yang telah digariskan oleh Allah
bagi hamba-hamba-Nya."
Pembalasan Allah Atas Kaum Aad
Pembalasan Tuhan terhadap kaum Aad yang kafir dan tetap membangkang itu
diturunkan dalam dua perinkat.Tahap pertama berupa kekeringan yang melanda
ladang-ladang dan kebun-kebun mrk, sehingga menimbulkan kecemasan dan
kegelisahan, kalau-kalau mereka tidak memperolehi hasil dari ladang-ladang dan
kebun-kebunnya seperti biasanya.Dalam keadaan demikian Nabi Hud masih berusaha
meyakinkan mereka bahawa kekeringan itu adalah suatu permulaan seksaan dari
Allah yang dijanjikan dan bahwa Allah masih lagi memberi kesempatan kepada
mereka untuk sedar akan kesesatan dan kekafiran mrk dan kembali beriman kepada
Allah dengan meninggalkan persembahan mrk yang bathil kemudian bertaubat dan
memohon ampun kepada Allah agar segera hujan turun kembali dengan lebatnya dan
terhindar mrk dari bahaya kelaparan yang mengancam. Akan tetapi mereka tetap
belum mahu percaya dan menganggap janji Nabi Hud itu adalah janji kosong
belaka. Mereka bahkan pergi menghadap berhala-berhala mereka memohon
perlindungan ari musibah yang mereka hadapi.
Tentangan mrk terhadap janji Allah yang diwahyukan kepada Nabi Hud segera
mendapat jawapan dengan dtgnya pembalasan tahap kedua yang dimulai dengan
terlihatnya gumpalan awan dan mega hitam yang tebal di atas mereka yang
disambutnya dengan sorak-sorai gembira, karena dikiranya bahwa hujan akan
segera turun membasahi ladang-ladang dan menyirami kebun-kebun mereka yang sedang
mengalami kekeringan.
Melihat sikap kaum Aad yang sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi Hud dengan
nada mengejek: "Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awam rahmat bagi
kamu tetapi mega yang akan membawa kehancuran kamu sebagai pembalasan Allah yang
telah ku janjikan dan kamu ternanti-nanti untuk membuktikan kebenaran
kata-kataku yang selalu kamu sangkal dan kamu dusta.
Sejurus kemudian menjadi kenyataanlah apa yang diramalkan oleh Nabi Hud itu
bahawa bukan hujan yang turun dari awan yang tebal itu tetapi angin taufan yang
dahsyat dan kencang disertai bunyi gemuruh yang mencemaskan yang telah
merusakkan bangunan-bangunan rumah dari dasarnya membawa berterbangan semua
perabot-perabot dan milik harta benda dan melempar jauh binatang-binatang
ternak. Keadaan kaum Aad menjadi panik mereka berlari kesana sini hilir mudik
mencari perlindungan .Suami tidak tahu di mana isterinya berada dan ibu juga
kehilangan anaknya sedang rumah-rumah menjadi sama rata dengan tanah. Bencana
angin taufan itu berlangsung selama lapan hari tujuh malam sehingga sempat
menyampuh bersih kaum Aad yang congkak itu dan menamatkan riwayatnya dalam
keadaan yang menyedihkan itu untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi umat-umat
yang akan datang.
Adapun Nabi Hud dan para sahabatnya yang beriman telah mendapat perlindungan
Allah dari bencana yang menimpa kaumnya yang kacau bilau dan tenang seraya
melihat keadaan kaumnya yang kacau bilau mendengar gemuruhnya angin dan bunyi
pohon-pohon dan bangunan-bangunan yang berjatuhan serta teriakan dan tangisan
orang yang meminta tolong dan mohon perlindungan.
Setelah keadaan cuaca kembali tenang dan tanah " Al-Ahqaf " sudah
menjadi sunyi senyap dari kaum Aad pergilah Nabi Hud meninggalkan tempatnya
berhijrah ke Hadramaut, di mana ia tinggal menghabiskan sisa hidupnya sampai ia
wafat dan dimakamkan di sana dimana hingga sekarang makamnya yang terletak di
atas sebuah bukit di suatu tempat lebih kurang 50 km dari kota Siwun dikunjungi
para penziarah yang datang beramai-ramai dari sekitar daerah itu, terutamanya
dan bulan Syaaban pada setiap tahun.
Kisah Nabi Hud Dalam Al-Quran
Kisah Nabi Hud diceritakan oleh 68 ayat dalam 10 surah di antaranya surah Hud,
ayat 50 hingga 60 , surah " Al-Mukminun " ayat 31 sehingga ayat 41 ,
surah " Al-Ahqaaf " ayat 21 sehingga ayat 26 dan surah "
Al-Haaqqah " ayat 6 ,7 dan 8.
Pelajaran Dari Kisah Nabi Hud A.S.
Nabi Hud telah memberi contoh dan sistem yang baik yang patut ditiru dan
diikuti oleh juru dakwah dan ahli penerangan agama. Beliau menghadapi kaumnya
yang sombong dan keras kepala itu dengan penuh kesabaran, ketabahan dan
kelapangan dada. Ia tidak sesekali membalas ejekan dan kata-kata kasar mereka
dengan serupa tetapi menolaknya dengan kata-kata yang halus yang menunjukkan
bahawa beliau dapat menguasai emosinya dan tidak sampai kehilangan akal atau
kesabaran.
Nabi Hud tidak marah dan tidak gusar ketika kaumnya mengejek dengan menuduhnya
telah menjadi gila dan sinting. Ia dengan lemah lembut menolak tuduhan dan
ejekan itu dengan hanya mengata:"Aku tidak gila dan bahawa tuhan-tuhanmu
yang kamu sembah tidak dapat menggangguku atau mengganggu fikiranku sedikit pun
tetapi aku ini adalah rasul pesuruh Allah kepadamu dan betul-betul aku adalah
seorang penasihat yang jujur bagimu menghendaki kebaikanmu dan kesejahteraan
hidupmu dan agar kamu terhindar dan selamat dari azab dan seksaan Allah di
dunia mahupun di akhirat."
Dalam berdialog dengan kaumnya.Nabi Hud selalu berusaha mengetok hati nurani
mereka dan mengajak mereka berfikir secara rasional, menggunakan akal dan fikiran
yang sihat dengan memberikan bukti-bukti yang dapat diterima oleh akal mereka
tentang kebenaran dakwahnya dan kesesatan jalan mereka namun hidayah iu adalah
dari Allah, Dia akan memberinya kepada siapa yang Dia kehendakinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar