BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Disiplin sangat
penting untuk pertumbuhan organisasi, digunakan terutama untuk memotivasi pegawai agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara
perorangan maupun kelompok.
Disamping itu disiplin bermanfaat
mendidik pegawai untuk mematuhi dan
menyenangi peraturan, prosedur, maupun
kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik.
Kurang pengetahuan tentang peraturan, prosedur,
dan kebijakan yang ada merupakan penyebab
terbanyak tindakan indisipliner. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut pihak
pimpinan sebaiknya memberikan
program orientasi kepada tenaga perawat/bidan
yang baru pada hari pertama
mereka bekerja, karena perawat/bidan tidak dapat diharapkan bekerja dengan baik dan patuh, apabila peraturan/prosedur atau kebijakan yang ada
tidak diketahui, tidak jelas, atau tidak dijalankan sebagai mestinya. Selain
memberikan orientasi, pimpinan
harus menjelaskan secara rinci
peraturan peraturan yang sering
dilanggar, berikut rasional dan konsekwensinya. Demikian pula peraturan/prosedur atau kebijakan yang mengalami perubahan atau diperbaharui,
sebaiknya diinformasikan kepada
staf melalui diskusi aktif.
Tindakan disipliner
sebaiknya dilakukan, apabila
upaya pendidikan yang diberikan telah gagal, karena tidak ada orang
yang sempurna. Oleh sebab itu, setiap individu diizinkan untuk melakukan kesalahan
dan harus belajar dari kesalahan tersebut. Tindakan
indisipliner sebaiknya
dilaksanakan dengan cara yang
bijaksana sesuai dengan prinsip dan
prosedur yang berlaku menurut tingkat pelanggaran
dan klasifikasinya.
B. PERMASALAHAN
Adapun permasalahan
dalam penegakan disiplin di sekolah antara lain:
- Kemalasan
- Tidak menghargai waktu
- Selalu menunda
- Sering membuang waktu untuk hal yang tidak tepat.
C. TUJUAN
Supaya siswa dapat
menyadari betapa sungguh disiplin itu penting dalam perkembangan pribadi serta
masa depan yang bersangkutan. Oleh karena itu diharapkan dapat memberikan
motivasi lebih baik dan siswa dapat menjalankan segala sesuatunya lebih dewasa.
BAB
II
TINJAUAN TEORI
A. Kedisiplinan Belajar Siswa Dalam Proses
Pendidikan
Konsep disiplin berkaitan dengan tata
tertib, aturan, atau norma dalam kehidupan bersama (yang melibatkan orang
banyak). Menurut Moeliono (1993: 208) disiplin artinya adalah ketaatan
(kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau norma, dan lain
sebagainya. Sedangkan pengertian siswa adalah pelajar atau anak (orang) yang
melakukan aktifitas belajar ( Ibid: 849). Dengan demikian disiplin siswa
adalah ketaatan (kepatuhan) dari siswa kepada aturan, tata tertib atau norma di
sekolah yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar.
Dari pengertian tersebut, kedisiplinan
siswa dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa terhadap aturan (tata
tertib) yang berkaitan dengan jam belajar di sekolah, yang meliputi jam masuk
sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa dalam berpakaian, kepatuhan siswa
dalam mengikuti kegiatan sekolah, dan lain sebagainya. Semua aktifitas siswa
yang dilihat kepatuhannya adalah berkaitan dengan aktifitas pendidikan di
sekolah, yang juga dikaitkan dengan kehidupan di lingkungan luar sekolah.
Salah satu pengertian pendidikan yang
sangat umum dikemukakan oleh Driyarkara (1980 dalam Mikarsa, 2004:2) yang
menyatakan bahwa pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda.
Pengangkatan manusia muda ke taraf insani harus diwujudkan dalam seluruh proses
atau upaya pendidikan.
Dalam Dictionary of Education
dikemukakan bahwa pendidikan adalah (1) proses dimana seseorang mengembangkan
kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat
di mana dia hidup (2) proses sosial dimana sesorang diharapkan pada pengaruh
lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah),
sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan
kemampuan individu yang optimum.
G. Thomson (1957 dalam Mikarsa, 2004:
1.2) menyatakan bahwa pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk
menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan-kebiasaan
pemikiran, sikap-sikap, dan tingkah laku. Sedangkan Crow and Crow (1960 dalam
Mikarsa, 2004) menyatakan bahwa “harus diyakini bahwa fungsi utama pendidikan
adalah bimbingan terhadap individu dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan
yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya, sehingga dia memperoleh kepuasan
dalam seluruh aspek kehidupan pribadi dan kehidupan sosialnya.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat
diberikan beberapa ciri atau unsur umum dalam pendidikan yaitu :
1. Pendidikan harus memiliki tujuan,
yang pada hakekatnya adalah pengembangan potensi individu yang bermanfaat bagi
kehidupan pribadinya maupun warga-negara atau negara lainnya.
2.
Untuk mencapai tujuan tersebut,
pendidikan perlu melakukan upaya yang disengaja dan terencana yang meliputi
upaya bimbingan, pengajaran, dan pelatihan.
3.
Kegiatan tersebut harus diwujudkan
dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat yang lazim disebut dengan pendidikan
formal, informal, dan non-formal.
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
KEDISIPLINAN
Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang
tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan
nilai – nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.
Kedisiplinan dalam proses pendidikan
sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan
mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang
kuat bagi setiap siswa.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEDISIPLINAN
·
Diri
sendiri
·
Keluarga
·
Pergaulan
di Lingkungan
C. MANFAAT KEDISIPLINAN SISWA
Manfaat kedisiplinan adalah membuat
siswa menjadi lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya, serta
siswa juga dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu amat sangat penting bagi masa
depannya kelak, karena dapat membangun kepribadian siswa yang kokoh dan bisa
diharapkan berguna bagi semua pihak.
D. PELAKSANAAN KEDISIPLINAN
DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH
Dalam pelaksanaan disiplin, harus berdasarkand dari
dalam diri siswa. Karena tanpa sikap kesadaran dari diri sendiri, maka apapun
usaha yang dilakukan oleh orang di sekitarnya hanya akan sia-sia. Berikut ini
adalah pelaksanaan kedisiplinan di lingkungan sekolah.
a)
datang ke
sekolah tepat waktu;
b)
rajin
belajar;
c)
mentaati
peraturan sekolah;
d)
mengikuti
uapacara dengan tertib;
e)
mengumpulkan
tugas yang diberikan guru tepat waktu
f)
melakukan
tugas piket sesuai jadwalnya;
g)
memotong
rambut jika kelihatan panjang;
h)
selalu
berdoa sebelum memulai pelajaran dan masih banyak lagi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Dengan demikian, telah kita
simpulkan bahwa disiplin di sekolah itu sangat diperlukan. Karena dalam
aplikasinya, kedisiplinan sangat berguna sebagai tolak ukur mampu atau tidaknya
seseorang dalam mentaati aturan yang sangat penting bagi stabilitas kegiatan
belajar mengajar. Selain itu sikap disiplin sangat diperlukan untuk di masa
depan bagi pengembangan watak dan pribadi seseorang, sehingga menjadi tangguh
dan dapat diandalkan bagi seluruh pihak.
Oleh karena itu, marilah kita hidup
berdisiplin. Agar kelak, kita dapat menjadi panutan setiap orang dan bisa
diandalkan. Jika tidak dari sekarang kita membiasakan untuk berdisiplin, kapan
lagi kita bisa merubah dunia ini? Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat
menjadi pedoman untuk menjadi lebih baik bagi para pembaca khususnya para
siswa. Terima kasih.
Daftar Pustaka
Srijanto Djarot, Drs., Waspodo Eling, BA, Mulyadi Drs. 1994 Tata
Negara Sekolah Menngah Umum. Surakarta ;
PT. Pabelan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar